Panduan Lengkap Pembenihan Ikan Lele Beserta Gambarnya
Namun, kebutuhan yang tinggi tentu saja harus di dukung oleh pasokan benih yang memadahi. Jadi, segmen pembenihan ikan lele sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pelaku pembesaean ika. Memang agak berbeda dengan ikan mas, dan ikan nila, pembenihan bisa dibilang rumit.
Jadi, untuk terjun dalam pembenihan ikan lele, perlu diketahui cara-caranya sehingga hasil yang diperoleh cukup memuaskan.
Baca juga: Budidaya Ikan Lele Sangkuriang | Cara Ternak Lele 45 Hari Panen
Perbedaan Induk Jantan dan Betina Ikan Lele
Pada ikan lele, perbedaan kelamin antara jantan dan betina sebenarnya dapat dibedakan dengan jelas. Namun, bagi para pemula, hal seperti agak sulit untuk diketahui.Secara umum, membedakan antara lele jantan dan betina dapat dilihat dari tanda-tanda tubuh, bentuk tubuh, warna kulit, dan alat kelamin.
Induk jantan ditandai dengan bentuk tubuh yang ramping dan panjang, warna kulit agak cerah kemerahan, serta memiliki satu alat kelamin yang bentuknya panjang.
Induk betina ditandai dengan tubuh yang gendut dan pendek, warna kulit agak kusam dan lebih halus, serta memiliki dua alat kelamin, satu untuk mengeluarkan telur dan satu lagi untuk mengeluarkan urin.
Memiliki kemampuan membedakan induk jantan dan betina tidaklah cukup bagi seorang pembudidaya. Hal itu tdak semua jenis lele , baik untuk dijadikan induk. untuk mendapatkan benih-benih yang berkualitas sangat tergantung dari induknya.
Baca juga: Penyakit Ikan Lele ? Ini Dia Cara Mencegah dan Mengatasinya
Ciri-Ciri Induk Ikan Lele Betina yang Siap untuk Dipijahkan:
- Saat berumur 10 bulan memiliki bobot minimal 800 g.
- Mulai bertelur pada umur 12 bulan atau tidak bertelur muda.
- bentuk tubuhnya normal atau tidak cacat.
- memiliki tubuh yang gemuk dengan perut buncit.
- Kepala relatif kecil.
- Tidak luka dan sehat.
- Bila diraba, kulitnya halus atau tidak kasar.
- Responsif terhadap komersial.
- Saat berumur 10 bulan memiliki berat minimal 700 g.
- Biasanya mulai ada kandungan sperma di dalam gonadnya pada umur 8 bulan.
- Bentuk tubuhnya normal atua tidak cacat.
- Bertubuh ramping dan tidak kurus.
- Kepala relatif kecil.
- Tidak luka dan sehat.
- Bila diraba, kulitnya halus atau tidak kasar.
Responsif terhadap komersial.
Pemeliharaan induk menjadi langkah pertama dalam pembenihan ikan lele. Jadi, setelah dibeli atau didatangkan, induk dipelihara di kolam yang khusus untuk memelihara induk.
Pemeliharaan induk atau calon induk lele dapat dilakukan di kolam tanah, kolam tembok, atau kolam terpal. Dan sebaiknya dipisah antara induk jantan dan betina yang tujuannya agar gonadnya dapat tumbuh dengan normal, kualitas telur dan sperma juga akan baik.
Baca juga: Gambar Ikan Lele Terlengkap
Pembenihan Ikan Lele - Seleksi Induk
Seleksi induk merupakan langkah penting dalam pembenihan ikan lele. Tujuan dari seleksi induk adalah untuk mendapatkan induk-induk yang matang gonad atau siap dipijahkan.
Caranya adalah melihat tanda-tanda tubuh bagian luar dan gerakannya, baik pada induk jantan dan induk betina. Induk betina yang baik sebaiknya berukuran minimal 1 kg.
Sebelum seleksi, langkah pertama adalah dengan menyurutkan air kolam sampai setinggi 5 cm. Induk ditangkap dengan skupnet, lalu dilihat kematangan gonadnya, induk yang matang gonad ditampung, sedangkan induk yang belum matang gonad dikembalikan lagi.
Induk betina lele yang matang gonad ditandai dengan bentuk perutnya yang buncit, lubang telur membengkak dan berwarna kemerahan, serta gerakannya yang lambat.
Sementara itu, induk jantan lele yang matang gonad ditandai dengan warna tubuh agak kemerahan, tubuh langsing, gerakan lincah, dan alat kelamin cukup panjang menyentuh sirip anal, berwarna kemerahan, disertai dengan garis-garis dan titik merah.
Selain ciri di atas, induk lele yang akan dipijahkan harus sehat dan tidak luka. Induk yang luka atau sakit dapat menghambat proses pemijahan dan menyebabkan induk tidak memijah.
Satu hal lagi yang harus diperhatikan dalam seleksi adalah induk jantan yang ditangkap harus leboih banyak dari yang dibutuhkan. hal ini berfungsi sebagai cadangan.
Baca juga: Jenis Penyakit Budidaya Ikan Lele dan Cara Mengobatinya
Pemberokan Pembenihan Ikan Lele
Pemberokan pembenihan ikan lele bertujuan mengurangi kandungan lemak dan kotoran dalam tubuh ikan. Kandungan lemak yang tinggi dan menempel pada gonad justru dapat menghambat proses pemijahan.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberokan pembenihan ikan lele adalah sebagai berikut:
- Keadaan air harus bersih.
- Kedua induk dipisah agar tidak terjadi mijah maling.
- Induk dipuasakan selama sehari semalam (tidak diberi makan dulu).
- Pemberokan dilakukan minimal satu malam.
Pemijahan menjadi langkah selanjutnya dalam pembenihan ikan lele. Hal ini adalah tahap krusial karena menentukan ada tidaknya benih bergantung dari hasil pemijahan. jadi, penentuan induk yang akan dipijahkan harus memperhatikan semua aspek yang ada, baik aspek teknis maupun no-teknis.
Pemijahan ikan lele dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu pemijahan secara alami dan semi alami, dan buatan.
- Pemijahan secara alami, induk jantan dan betina cukup disatukan saja.
- Untuk pemijahan semi alami, induk diberikan hormon perangsang, lalu biarkan memijah sendiri.
- Lain halnya untuk pemijahan buatan. Induk diberi hormon perangsang, lalu telur-telurnya dikeluarkan secara manual dengan metode stripping, sementara induk jantan diambil gonadnya.
Lele yang dipijahkan secara alami dapat dilakukan di kolam terpal atau kolam tembok.
2. Pemijahan Ikan Lele Secara Buatan
Berbeda dengan pemijahan secara alami, Pemijahan lele secara buatan terbilang agak rumit. Teknik pemijahan secara buatan terdiri atas beberapa tahap, yaitu penyuntingan, pembuatan larutan sperma, pengurutan telur, serta pencampuran sperma dan telur.
Baca juga: Usaha Budidaya Ikan untuk Pemula Hasil Melimpah
Penetasan Telur Pemijahan Ikan Lele
Penetasan telur adalah kegiatan merawat telur yang sudah dihasilkan dari pemijahan antara induk betina dan induk jantan hingga menetas menjadi larva.
Kegiatan ini dapat dilakukan di bak beton, bak fiber, atau kolam terpal. Namun, untuk lebih mmudahkan, pada wadah-wadah tersebut perlu dilengkapi dengan hapa yang terbuat dari kain terilin putih.
Selain sebagai tempat menempel telur, hapa juga berguna memudahkan dalam pemanenan larva. Biasanya hapa ini digunakan pada sistem pemijahan secara buatan.
Pada sistem pemijahan secara alami dan semi alami, persiapan wadah penetasan telur hanya berupa pembersihan dan pengisian kolam. Selain itu, selama peetasan, air tidak harus mengalir dan tidak diperlukan adanya aerasi sebagai tambahan suplai oksigen.
Sementara itu, pada sistem pemijahan secara buatan, persiapan wadah penetasan telur meliputi pembersihan, pengeringan, dan pengairan kolam atau bak. Bak yang sudah bersih dikeringkan dulu selama 1 - 2 hari.
Pembenihan Ikan Lele - Perawatan Larva
Memelihara larva berarti merawat telur yang baru menetas sampai larva tersebut siap ditebar ke tempat pendederan.
Kegiatan ini dilakukan dalam hapa penetasan yang sama. Pemindahan yang belum waktunya dapat menyebabkan larva terluka. Tanda-tanda larva yang siap ditebar ke tempat pendederan adalah berwarna hitam dan sudah mampu bergerak dengan lincah.
Kuning Telur Sebagai Pakan Alami Larva Lele
Ada kalanya pakan alami tidak ada di alam karena faktor tetentu. Jadi, alternatifnya dengan artemia. Harga artemia yang cukup tinggi membuat para bredeer beralih ke kuning telur sebagai pakannya. Namun, dalam memberikan pakan telur kuning telur, ada cara-cara yag harus dilakukan. berikut cara pemberian pakan dengan kuning telur:
- Rebus telur ayam hingga matang.
- Pecahkan telur dan ambil kuningnya saja.
- Letakkan kuning telur di atas kain hapa halus, lalu peras pelan-pelan dan tampung di dalam gelas yang telah diisi air.
- Berikan larutan kuning telur itu ke larva dengan memercikkannya ke seluruh permukaan air di dalam hapa.
Pemeliharaan larva dilakukan selama 4 - 5 hari. Selama dua hari, larva tidak perlu diberi pakan tambahan karena masih terdapat cadangan makanan dari kuning telurnya. Pada hari ke 3, larva sudah bisa diberi pakan. Pakan yang biasanya diberkan berupa Moina sp, Dapina sp, dan cacing sutera.
Setelah telur menetas semua, sebaiknya kolam diberi aliran air. Hal itu bertujuan untuk membuang bau akibat cangkang-cangkang telur yang tidak menetas. Jadi kualitas air tetap terjaga dan larva yang sudah menetas dapat hidup dengan baik.
Cara Memberikan Pakan Alami Larva Ikan Lele dengan (Moina sp, Dapina sp, dan cacing sutera) bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut:
- Tangkap kutu air dari kolam dengan skupnet halus. Penangkapan sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum matahari terbit.
- Letakkan skupnet yang mata jaringnya agak kasar di atas baskom yang sudah diisi air.
- Maukkan kutu air ke dalam skupnet tersebut dan biarkan keluar dengan sendirinya.
- Berikan kutu air pada larva lele.
- Tangkap cacing sutera dengan skupnet, masukkan ke dalam baskom, lalu bersihkan kotorannya.
- Masukkan cacing ke tempat pemeliharaan larva sesuai dengan kebutuhannya.
- Cacing sutera harus selalu diberikan jika sudah habis.
- Masa pemeliharaan larva dengan pakan cacing sutera dapat diperpanjang hingga 10 - 14 hari. Hal itu bertuuan agar tubuh larva semakin kuat di kolam pendederan.
Pembenihan Ikan Lele - Pendederan Larva
Kegiata pendederan larva ikan lele pada prinsipnya hampir sama dengan pendederan ikan mas dan ikan nila. Kegiatan pendederan ikan lele terdiri atas persiapan kolam, penebaran larva atau benih, pemberian pakan tambahan, dan pemanenan. Padat tebar benih lele disesuaikan dengan tahap pendederannya.- Pada pendederan pertama, biasanya dimulai ukuran larva umur 14 hari. Padat tebar bisa mencapai 2.000 - 5.000 ekor/m2.
- Setelah mencapai ukuran 2 - 3 pada 10 hari berikutnya, padat tebar dikurangi menjadi 1500 ekor/m2.
- Setelah 10 hari berikutnya, ukuran berubah menjadi 3-4 cm dan 4 - 5 cm. Padat tebar dikurangi menjadi 1.000 - 1.200 ekor/m2.
- Setelah ukuran menjadi 5 - 6 cm, padat tebar menjadi 500 - 600 ekor/m2.