Lele Sangkuriang Asal Usul dan Keunggulannya
Legenda ini mengisahkan hubungan terlena antara anak dan ibu kandungnya, yakni Sangkuriang dan dayang Sumbi.
Demikian juga halnya dengan lele sangkuriang, proses "kelahirannya" merupakan hasil perkawinan "terlarang" antara induk betina dan jantan yang merupakan keturunan si induk betina sendiri.
Sejatinya, lele sangkuriang merupakan keturunan lele dumbo. Lele dumbo merupakan lele berukuran bongsor ini pertama kali ada di Indonesia sekitar tahun 1985.
Dalam waktu singkat, lele dumbo menyebar dan dapat ditemui hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Boleh dibilang, pembudidaya lele sangkuriang saat ini didominasi oleh jenis lele dumbo, disamping lele lokal di lokasi tertentu.
Untuk itu sobat harus mengetahui dulu lele sangkuriang asal usul dan keunggulannya sebelum melakukan usaha ternak dan budidaya ikan.
Lele Sangkuriang Asal Usul dan Keunggulannya
Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, ditemukan indikasi bahwa di tingkat pembudidaya ternyata telah terjadi penurunan kualitas lele dumbo.Indikasi tersebut terutama terlihat dari laju pertumbuhan yang semakin lambat, kerentanan terhadap penyakit, serta respon terhadap makanan tambahan yang menurun.
Selain itu, untuk mencapai ukuran konsumsi dibutuhkan waktu 30 hari (1 bulan) lebih lama.
Oleh sebab itu, pemerintah, dalam hal ini Departemen Kelautan dan Perikanan melalui Balai Budidaya Air Tawar /BBT melakukan program kualitas lele dumbo.
Pada dasarnya, perbaikan mutu lele dumbo dapat dilakukan dengan beberapa strategi, antara lain dengan seleksi, hibridisasi, silang-balik, ginogenesis, dan transgenik.
Ciri Morfologi dan Klasifikasi Lele Sangkuriang
Sebagaimana halnya ikan lele, lele sangkuriang asal usul dan keunggulannya memiliki ciri morfologi yang identik dengan lele dumbo sehingga sulit dibedakan.
Sebagaimana umumnya ikan lele, lele sangkuriang memiliki tubuh licin dan tidak bersisik tetapi berlendir.
Jika ikan ini terkejut, warna tubuhnya berubah menjadi loreng seperti mozaik hitam-putih layaknya lele dumbo pada umumnya.
Mulutnya lebar dan dilengkapi kumis sebanyak 4 pasang yang berfungsi sebagai alat peraba saat mencari makan atau bergerak, yakni nasal, maksila, mandibula luar, dan mandibula dalam.
Untuk memudahkan berenang, lele sangkuriang dilengkapi sirip tunggal dan sirip berpasangan.
Sirip tunggal yang dimiliki adalah sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur, sedangkan sirip berpasangan adalah sirip perut dan sirip dada.
Sirip dada yang runcing dan keras disebut patil, berguna sebagai senjata dan alat bantu untuk bergerak.
Warna punggungnya hitam kehijauan dan warna perutnya putih kekuningan. Adapaun klasifikasi ilmiah ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:
Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang:
Phillum : Chordata
Kelas : Pisces
Anak kelas : Telestei
Bangsa : Ostariophusi
Anak Bangsa : Siluridae
Family : Clariidae
Genus/Marga : Clarias
Spesies : Clarias sp
Sifat Unggul Lele Sangkuriang
Sebagai lele jenis unggul, ikan lele sangkuriang memiliki karakteristik spesifik yang khas dan jika dimanfaatkan secara optimal akan sangat menguntungkan pembudidayanya.
Jika dibandingkan lele dumbo, lele sangkuriang memiliki matang gonad pertama kali lebih lama, yakni pada usia 8-9 bulan (lele dumbo 4-5 bulan).
Namun, tingkat fekunditas telurnya lebih tinggi, yakni mencapai 40.000 - 60.000 butir/kg induk, sementara derajat penetasan telurnya lebih tinggi 90% (lele dumbo >80%.
Itu artinya jumlah benih yang dihasilkan lebih banyak dengan tingkat kelangsungan hidup lebih tinggi.
Lele sangkuriang dinyatakan sebagai jenis lele yang memiliki daya tahan lebih baik terhadap serangan penyakit bakteri dibandingkan dengan lele dumbo.
Hal ini dibuktikan dengan lebih sedikitnya jenis bakteri tertentu pada saat pemeliharaan lele sangkuriang di media budidaya.
Sifat Biologi Lele Sangkuriang
Pada umumnya ikan lele, lele sangkuriang asal usul dan keunggulannya memiliki sifat biologi yang relatif sama. Di alam, ikan jenis ini biasanya mendiami sungai, kali, selokan, reservoar, atau genangan air.
Bila dilihat dari kebiasaan makannya, lele sangkuriang termasuk dalam golongan omnivora atau pemakan segala, tetapi memiliki kecenderungan menyukai hewan (karnivora).
Sebagaian petani mengatakan bahwa lele bersifat karnivora.
Makanana Lele Sangkuriang di Alam Bebas
Jenis makanan yang umum disantap ikan lele terutama sangkuriang adalah berbagai jenis serangga, plankton, siput, kepiting, udang, dan invertebrata lainnya.
Bahkan lele sangkuriang juga menyukai makanan seperti bangkai serta limbah peternakan dan limbah rumah tangga.
Yang menguntungkan adalah, apabila dibudidayakan, ikan lele jenis ini sangat responsif bila diberi makan makanan tambahan berupa pelet atau makanan buatan lain.
Ikan ini termasuk jenis yang cenderung berperilaku sebagai predator atau suka memangsa, terutama, ikan yang lebih kecil (stadia bneih).
Di alam, ikan lele berpijah dan meletakkan telurnya pada tumbuhan air atau akar tanaman seperti eceng gondok dan lainnya.
Namun, pembudidayaan, tempat menempelkan telur dapat dimodifikasi menggunakan ijuk, yang biasa disebut kakaban.
Selain dipijahkan secara berpasangan, lele sangkruiang dapat pula dipijahkan secara massal (kawin massal).
Pemijahan massal ini bisa dilakukan oleh unit usaha pembenihan skala besar (pembenihan intensif).
Sebagai keturunan jenis introduksi, lele sangkuriang secara alami memijah pada musim panas/kemarau setelah berakhirnya musim hujan.
Namun, bila dibudidayakan, lele sangkuriang dapat dipijahkan sepanjang tahun tanpa mengenal musim.
Syarat Hidup untuk Budidaya Lele Sangkuriang
Ciri khusus ikan lele adalah memiliki alat pernafasan tambahan berupa arborescent yang berbentuk labyrint.Alat pernafasan tambaha ini menjadikan ikan lele bertahan hidup dalam lumpur atau wadah budidaya yang memiliki oksigen sedikit.
Oleh sebab itu, bila dipelihara di kolam, lele sangkuriang tidak memerlukan kualitas air yang baik seperti mengalir atau jernih.
Ikan ini mampu hidup pada media pemeliharaan berupa air tenang dengan kualitas air yang lebih rendah dibandingkan dengan yang dibutuhkan oleh ikan jenis lainnya misalnya ikan mas.
Dengan demikian, tidak megherankan jika ikan lele sangkuriang dapat dipelihara di comberan tempat pembuangan air belakang rumah penduduk.
Namun, bila ingin sukses, sebaiknya pemeliharaan dilakukan mengikuti cara budidaya yang telah ditentukan.
Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan jika ingin budidaya lele sangkuriang selain mengetahui asal usul dan keunggulannya, juga berikut ini:
1. Lele sangkuriang dapat dibudidayakan mulai dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi (mulai dari 1 m di atas permukaan laut/dpl sampai 800 m dpl).
Itu artinya, ikan ini dapat dibudidayakan mulai dari kolam daerah pantai yang berair tawar sampai pegunungan.
2. Lele sangkuriang dapat hidup dengan baik pada perairan dengan suhu berkisar antara 20-30 derajat C, sedangkan suhu yang optimal untuk pertumbuhan 27 derajat C.
3. Kandungan oksigen yang terlarut dalam air minimum 3 ppm (miligram per meter).
4. Kandungan karbondioksida atau CO di bawah 15 ppm, NH3 sekitar 0,05 ppm, NO2 sekitar 0,25 ppm, dan NO sekitar 250 ppm.
5. Tingkat keasaman atau PH air antara 6,5-8.
6. Wadah budidaya dapat berupa kolam tanah, kolam dengan dasar tanah dan dinding tembok, kolam plastik/terpal, atau kolam yang seluruhnya terbuat dari tembok atau beton.
7. Sumber air bisa berupa dari irigasi teknis, setengah teknis, air tanah, atau air hujan.
Nah, sementara sampai disini dulu uraian singkat lele sangkuriang asal usul dan keunggulannya yang mudah untuk kita pahami sebelum melakukan usaha budidaya.
Sumber: Buku Lele sangkuriang (khairuman dan khairul amri)
Semoga bermanfaat..