Cara Budidaya Ikan Nilem yang Terkenal Jenis Ikan Terapi
Nama latin ikan ilem (osteochilus hasselti C. V) merupakan komoditas asli Indonesia yang sudah dibudidayakan sejak lama, khususnya di priangan, jawa barat.
Data statistic perikanan 2005 menunjukkan bahwa produksi ikan nilem di jawa barat tercatat lebih dari 13 ribu ton.
Dari jumlah tersebut, 94,20% nya berasal dari priangan. Selama 20 tahun terakhir dalam pelita IV, tercatat kontribusi nilem sekitar 83% (kompas, 5 maret 2007).
Ikan ini mempunyai potensi yang cukup besar dalam industry perikanan budi daya air tawar (ikan konsumsi dan produk olahan seperti pengolahan telur, pindang, baby fist, dendeng) di masa mendatang.
Selain memiliki keunggulan komparatif, pasarnya pun terbuka lebar. Berikut cara budidaya ikan nilem untuk usaha dengan harga yang ekonomis.
Budidaya Ikan Nilem
Pembenihan
Pemijahan ikan nilem baik secara alami maupun sudah dapat dilaksanakan dan teknologi budidayanya pun tersedia.
Pembenihan yang banyak dilakukan oleh petani, khususnya di daerah priangan jawa barat, masih bersifat tradisional.
System budidaya ikan nilem tersebut di kenal dengan system tarogong, nagreg, dan galunggung.
Pada system tersebut, induk jantan dan betina yang telah matang gonad ditempatkan secara bersamaan dikolam pemijahan khusus (umumnya berukuran 3 m x 2 m ) yang telah dilengkapi dengan tanaman atau rumput-rumputan untuk merangsang pemijahan.
Kolam pemijahan terhubung dengan kolam penetasan (ukuran 4 m x 2 m) yang dasarnya dilapis dengan pasir atau kerikil.
Baca ini:
Nama Ikan Terapi yang Sudah Diperjual Belikan
Pemilihan induk
Induk yang digunakan dalam budidaya ikan nilem khusus pemijahan memiliki berat 150 - 200 g/ekor dan berumur lebih dari 8 bulan.
Jumlah telur yang dihasilkan berkisar 1.500-2000 butir/ekor. Induk yang akan dipijahkan tidak cacat fisik, baik bentuk badan maupun sisiknya.
Perbandingan induk jantan dan betina yang digunakan dalam pemijahan adalah 6 jantan :1 betina.
Banyaknya induk jantan ini disebabkan oleh waktu pemijahan yang terjadi cukup lama, yaitu berkisar 6 - 7 jam.
Budidaya Ikan Nilem - Pemijahan
Pemeliharaan induk dilakukan dikolam tanah dengan luas 50 m2. Adapun jumlah indukan yang digunakan sebanyak 150 ekor dengan kisaran bobot antara 150 - 200 g/ekor.
Ikan diberi pakan formula induk nilem djajasewaka 2005 yang mengandung 27% protein.
Pakan diberikan setiap 6 hari dalam 1 minggu dengan rasio pemberian 2 - 3% dari bobot biomasa selama 3 bulan pemeliharaan.
Untuk menghindari terjadinya pemijahan liar,pemeliharaan ikan jantan dan betina hendaknya dilakukan secara terpisah.
Baca juga:
Nama-Nama Ikan Hias Air Tawar, Air Laut, Air Payau, Beserta Latinnya Terlengkap
Tahapan Pemijahan Ikan Nilem
Pemijahan buatan dilakukan pada induk yang telah matang gonad dengan kriteria sel telur berdiameter rata - rata 1,1 mm (subagja, 2006).
Penyuntikan ovulasi menggunakan ovaprim dengan dosis 0,6 m/kg bobot induk betina. Penyuntikan pada induk jantan dilakukan dengan dosis 0,4 ml/kg bobot induk jantan.
Sperma dari ikan jantan dikumpulkan dengan cara melakukan pemijatan.
Selanjutnya, semen dikoleksi dengan jarum suntik dan disimpan dalam larutan ranger dengan perbandingan 1:10 dan di simpan dalam kondisi suhu 4-5 derajat.
Setelah sperma siap, telur dikumpulkan dari induk betina dengan melakukan pengurutan.
Selanjutnya, letakkan telur dalam wadah porselin dan tuangkan larutan sperma ke dalamnya. Aktifkan sperma dengan menambahkan air bersih dalam wadah sambil di aduk perlahan dengan bulu ayam.
Pemeliharaan larva
Langkah budidaya ikan nilem selanjutnya yakni melihara larva.
Telur hasil fertilisasi ditetaskan dalam corong mendifikasi dari system mc donal-jar. Pasokan air ke dalam corong diperoleh dari air yang telah difilter.
Selanjutnya, larva dipelihara selama 7 hari, lalu dipindahkan ke kolam pembesaran.
Larva kebul yang dihasilkan satu minggu setelah penetasan dipanen dengan cara di alirkan melalui paralon pintu pembuangan.
Namun, cara ini di duga banyak menyebabkan kehilangan produksi larva karena tercampur dengan pasir halus sehingga mortalitasnya tinggi. Modifikasi dengan penggunaan happa dapat meningkatkan produksi hingga 70%.
Budidaya Ikan Nilem - Pembesaran
Secara umum, budidaya ikan nilem saat ini masih bersifat tradisional, bahkan hanya berupa produk sampingan dari hasil budidaya ikan secara polikultur dengan ikan mas, mujair, nila, gurami.
Umumnya, pemeliharaan dilakukan dikolam tanah berukuran 200-500 m2. Setelah kolam di olah, ikan nilem ditebar dengan kepadatan 10-20 ekor/m2. Begitu pula kepadatan ikan mas atau nila yang ditebar.
Pakan yang digunakan mengandalkan pakan alami hasil pemupukan sebelumnya serta limbah sayuran atau dapur.
Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa ikan nilem merupakan komoditas masa depan yang menguntungkan mengingat semakin mahalnya harga pakan komersial berupa pellet.
Dari sinilah Anda dapat membuka usaha budidaya ikan nilem untuk terapi dengan harga mahal yang menguntungkan.