Nama Wadah Budidaya Ikan Konsumsi dan Ikan Hias
Sebelum memulai suatu usaha budidaya patin secara intensif, hal yang pertama kali dipersiapkan adalah lahan usaha atau lokasi tempat usaha dijalankan.
Hal ini sangat penting karena dengan memilih atau menyiapkan lokasi usaha yang tepat diharapkan usaha tersebut akan berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Pemilihan lokasi usaha harus mempertimbangkan beberapa aspek teknis, sosial, ekonomi, dan pasar. Dengan begitu, selama proses budidaya berlangsung tidak akan ditemui kendala yang menghambat usaha tersebut.
Lahan budidaya untuk pendederan berupa kolam dan jaring, sedangkan untuk pembesaran dapat berupa kolam, jaring apung, dan sangkar atau karamba.
Penyiapan lokasi untuk kegiatan pembenihan secara intensif dibahas secara khusus pada bab tersendiri yang sudah lewat. Berikut kita akan memberikan gambaran nama wadah budidaya ikan baik untuk hiasan maupu sebagai ikan konsumsi.
Nama Wadah Budidaya Ikan
Sebelum menentukan nama wadah budidaya ikan tersebut, ada beberapa aspek yang harus dipenuhi.
Aspek sosial dan ekonomi
Ada beberapa aspek sosial yang harus menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi usaha budidaya, yaitu sebagai berikut.
1. Lingkungan hidup harus terjaga dengan baik, dengan pengertian bahwa usaha budidaya patin tidak akan merusak lingkungan yang sudah ada.
2. Jika menggunakan tenaga kerja, sebaiknya dapat memanfaatkan tenaga kerja disekitar lokasi, hal tersebut di maksudkan untuk mengurangi pengangguran.
3. Sumber daya alam disekitar lokasi dapat termanfaatkan, terutama sarana dan prasarana penunjang kegiatan usaha.
4. Lokasi usaha harus dekat dengan tempat pemasaran, sehingga produksi yang dihasilkan cepat sampai ke konsumen.
5. Tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan, seperti sarana produksi, sarana transportasi, serta sarana informasi.
6. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah keamanan lokasi harus terjamin.
Baca ini: Budidaya Ikan Di Pekarangan Rumah Tambah Penghasilan
Aspek budidaya
Jika ditinjau dari aspek budidaya, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk budidaya ikan patin.
Kolam
1. Sumber air
Air merupakan faktor mutlak dalam kegiatan budidaya patin. Keberhasilan budidaya sangat ditentukan oleh air adalah media hidup ikan patin yang paling utama.
Sumber air dapat berasal dari saluran irigasi teknis, sungai, atau sumber air lainnya. Meskipun ikan patin tidak membutuhkan sumber air yang senantiasa mengalir sepanjang waktu, untuk unit pembenihan (batchtery) satu hal yang harus terpenuhi adalah kondisi airnya harus bersih.
Untuk itu, jika sulit mendapatkan sumber air irigasi yang baik, sumber airnya dapat diusahakan berupa sumur biasa (sumur pompa).
2. Kualitas air
Kualitas air penting untuk diperhatikan dalam budidaya patin. Air yang kurang baik dapat menyebabkan ikan mudah terserang penyakit.
Ada beberapa variabel penting yang berhubungan dengan kualitas air.
Veriabel - veriabel tersebut adalah yang berhubungan dengan sifat kimia air (mengandung oksigen, karbondioksida, ph), zat - zat beracun, dan kekeruhan air.
Selain memiliki sifat kimia di atas, air juga memiliki sifat-sifat fisika, di antaranya yang berhubungan dengan suhu, kekeruhan, dan warna.
Kandungan oksigen dan karbondioksida
Dalam bernafas, ikan patin mengisap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Kandungan oksigen sangat bertentangan dengan kandungan karbondioksida didalam air.
Oksigen yang terlarut di dalam air dapat berasal dari hasil proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari, atau berasal dari udara luar melalui proses difusi dipermukaan air.
Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yang cukup tahan dengan kekurangan oksigen didalam air, hampir sama halnya dengan ikan lele.
Apabila kandungan oksigen didalam air kurang, ikan patin akan mengambil langsung oksigen di udara bebas. Bahkan ikan patin dapat bertahan hidup selama beberapa saat di darat.
Pada usaha intensif, kandungan oksigen yang baik minimal 4 mg/liter air, sedangkan kandungan karbondioksida kurang dari 5 mg/liter air.
Alat yang digunakan untuk mengukur kandungan oksigen dan karbondioksida yang terlarut didalam air adalah water quality test kit atau alat pengukur kualitas air.
Derajat keasaman (ph)
Derajat keasaman atau yang lebih populer dengan sebutan ph merupakan ukuran konsentrasi ionhidrogen yang mmenunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan.
Derajat keasaman suatu perairan dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Nilai ph adalah antara 1 - 14, dan angka 7 merupakan ph normal.
Umumnya pada sianghari ph suatu perairan meningkat. Hal tersebut disebabkan pada siang hari berlangsungnya proses fotosintesis.
Pada proses ini tanaman air atau fitoplankton mengonsumsi karbondioksida. Sebaliknya, pada malam hari kandungan ph suatu perairan akan menurun karena tanaman air dan fitoplankton mengonsumsi oksigen dan menghasilkan karbondioksida.
Derajat keasaman yang baik untuk budidaya patin adalah antara 5 - 9. Alat sederhana yang digunakan untuk megukur derajat keasaman air adalah kertas lakmus yang dapat diperoleh di apotek atau toko alat-alat perikanan.
Penggunaan alat tersebut cukup mudah, hanya dengan mencelupkan satu lembar kertas lakmus ke dalam air selama beberapa saat. Kertas tersebut akan berubah warnanya.
Selanjutnya cocokkan warna kertas lakmus tersebut dengan warna yang terdapat dikotak petunjuk sehingga akan diketahui ph air yang diukur.
Zat beracun
Salah satu zat beracundidalam air yang berbahaya bagi kehidupan ikan patin adalah amoniak. Gas yang berbau sangat menusuk ini dapat berasal dari proses metabolisme ikan atau dari proses pembusukan bahan organik yang dilakukan oleh bakteri.
Sebetulnya amoniak ada dua macam, yaitu amoniak bukan ion (NH3) dan amoniak (NH4).
Amoniak merupakan racun bagi ikan. Biasanya muncul apabila fitoplankton banyak yang mati kemudian diikuti oleh penurunan ph karena kandungan karbondioksida meningkat.
Batas konsentrasi kandungan amoniak yang dapat mematikan kehidupan ikan patin adalah antara 0,1 - 0,3 mg/liter air.
Yang digunakan untuk mengukur senyawa beracun yang terkandung didalam air berharga agak mahal karena alat ini ada yang sudah menggunakan teknologi digital serta dapat mengukur berbagai jenis senyawa beracun didalam air.
Kekekeruhan
Kekeruhan suatu perairan merupakan kebalikan dari kecerahan air. Kekeruhan dapat disebabkan oleh berbagai partikel, bahan organik, sampah, atau plankton.
Kekeruhan yang baik adalah yang disebabkan oleh plankton. Kekeruhan dapat mempengaruhi cahaya matahari yang masuk ke dalam air.
Alat yang digunakan untuk mengetahui kekeruhan suatu perairan adalah seechi disk. Alat ini berbentuk bulat dengan garis tengah 25 - 30 cm, terbuat dari lempengan besi atau kayu yang diberi warna hitam - putih secara menyilang.
Alat ini dapat dibuat sendiri. Untuk memudahkan dalam mengetahui kekeruhan, alat ini diberi tali berskala di pusat lempengannya.
Pemakaiannya adalah dengan cara memasukkannya secara perlahan-lahan kedalam air hingga tenggelam dan warna hitam-putihnya tidak tampak.
Skala tali menunjukan tingkat kekeruhan air. Misalnya, skala menunjukkan angka 50, berarti kekeruhan airnya adalah 50. Patokan kategori kekeruhan air.
Baca juga yuk,.Mancing Ikan Patin? Ini Dia Umpan Terbaik Di Alam Liar
Kualitas air
Kualitas air adalah jumlah air yang diperlukan untuk mengaliri suatu unit perkolaman atau lebih populer dengan sebutan debit air. Jumlah air yang dibutuhkan untuk setiap subsistem dalam budidaya patin berbeda - beda.
Kebutuhan air untuk kegiatan pembenihan ikan berbeda dengan pendederan serta pembesaran. Pengetahuan tentang kebutuhan jumlah air ini akan memberi keuntungan kepada kita karena kita dapat mengoptimalkan penggunaan air.
Menentukan debit air dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat dilakukan dengan meletakkan ember dipintu air yang masuk ke dalam kolam.
Catat berapa waktu yang diperlukan sampai ember tersebut penuh. Dengan cara ini akan diketahui debit air tersebut, yaitu volume air di ember dibagi dengan waktu (menit atau detik), misalnya 0,5 liter/detik atau 10 liter/menit.
Secara tidak langsung dapat dilakukan pada saluran air yang akan masuk ke komplek perkolaman.
Pertama - tama tentukan jarak saluran, lalu ukur lebar rata-rata saluran dan tinggi rata - rata air pada saluran tersebut.
Siapkan pelampung dan lepaskan dihulu saluran. Jenis pelampung yang digunakan dapat bermacam-macam. Salah satu jenis yang mudah didapat adalah sandal jepit atau sejenisnya.
Setelah pelampung dilepaskan, hitung berapa detik atau menit waktu yang diperlukan pelampung untuk sampai pada jarak yang telah ditentukan semula. Dengan demikian akan dapat diketahui debit air saluran.
Tanah
Sebelum menemukan nama wadah budidaya ikan, sebaiknya koreksi dulu tempat atau area yang akan didirikan bangunan.
Selain air, tanah merupakan faktor mutlak dalam kegiatan budidaya patin, khususnya untuk pendederan dan pembesaran.
Dalam membuat suatu unit usaha, kita harus memperhatikan sifat-sifat tanah. Hal pokok yang harus diperhatikan adalah tanah pematang kolam harus kokoh sehingga dapat menahan masa air.
Ada beberapa jenis tanah yang dapat dibuat kolam, yaitu tanah liat atau lempung berpasir, tanah terapan, tanah berfraksi kasar, dan tanah berpasir.
Tanah liat berpasir sangat mudah dibentuk, tidak mudah pecah, dan tidak melekat ditangan. Untuk tiga jens tanah terakhir, pematang kolam harus ditembok atau dibeton guna menghindari bocoran.
Baca juga: Jenis Umpan Hidup yang Paling Banyak Dicari dan Terbukti
Nama Wadah Budidaya Ikan - Jaring Apung
Nama wadah budidaya ikan patin yang pertama adalah jaring apung.
Tidak semua perairan umum dapat dijadikan tempat pemeliharaan ikan patin dengan menggunakan jaring apung. Ada beberapa kriteria teknis maupun ekonomis yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi usaha.
Waduk, danau, situ, dan sungai dapat dijadikan tempat pemeliharaan ikan patin dengan menggunakan jaring apung.
Ada beberapa waduk yang sudah banyak dimanfaatkan untuk usaha pembesaran secara intensif beberapa jenis ikan, antara lain waduk jatiluhur, cirata, dan saguling, kedung ombo, gajah mungkur, wadas lintang, dan mrica. Luas totalnya diperkirakan mencapai 50.000 ha.
Danau - danau yang potensial untuk pemeliharaan ikan patin dijaring apung adalah danau laut tawar di aceh, danau toba di sumatra utara, danau maninjau dan danau singkarak di sumatra barat, danau ranau di bengkulu , danau tondano di sulawesi utara, danau poso di sulawesi tengah, danau limboto dan danau beratan di bali.
Luas danau yang dapat di manfaatkan untuk pemeliharaan ikan dijaring apung hanya 1,6%,nya.
Hal ini terkait dengan fungsi danau itu sendiri yang juga di manfaatkan untuk keperluan lain, seperti pariwisata. Juga terkait dengan kondisi lokasinya yang tidak semua bagiannya cocok untuk penempatan jaring apung.
Penempatan jaring apung diperairan umum di anjurkan di jalur arus horisontal. Umumnya, jaring apung di letakkan didaerah muara.
Maksudnya agar ikan patin selalu mendapat suplai air serta kandungan oksigen yang terlarut juga tinggi. Selain itu, pergerakan air akan dapat membantu menghanyutkan sisa - sisa kotoran atau bahan organik.
Sebaiknya hindari penempatan jaring di perairan luas dan terbuka. Perairan seperti ini memungkinkan terjadinya gelombang dan tiupan angin kencang yang dapat mengancam keamanan jaring apung.
Kedalaman air juga harus diperhatikan. Diperairan air yang mengalir, kedalaman jaring apung minimal 3 meter. Diperairan yang tidak mengalir, jaring apung ditempatkan minimal pada kedalaman 5 meter.
Kualitas perairan sangat mendukung keberhasilan usaha budidaya patin dijaring apung. Ada beberapa kriteria kualitas air yang perlu diperhatikan, yaitu meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi.
Secara biologi, penilaian kualitas air di dasarkan pada tingkat atau derajat kesuburannya. Derajat kesuburan ditentukan oleh kandungan mikro organisme berupa plankton.
Tingkat kesuburan waduk atau danau di bagi menjadi 3, yaitu perairan yang tingkat kesuburannya rendah, sedang, tinggi.
Untuk usaha pembesaran patin secara intensif di jaring apung, sebaiknya dipilih perairan yang tingkat kesuburannya rendah sampai sedang.
Pasalnya, apabila dipelihara di perairan yang tingkat kesuburannya tinggi, pada malam hari akan terjadi perebutan oksigen antara plankton dan ikan patin yang dipelihara.
Kriteria kualitas air secara fisika dan kimia untuk budidaya ikan patin di jaring apung pada prinsipnya hampir sama saja dengan ikan - ikan lainnya.
Kantung jaring apung yang digunakan untuk pembesaran patin sebenarnya tidak mempunyai kriteria khusus, sama dengan jaring apung yang digunakan untuk pembesaran ikan jenis lainnya.
Ukuran benang jaring disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan dipelihara. Karena ikan patin tergolong ikan yang mempunyai tenaga cukup kuat, disarankan menggunakan jaring polietilen nomor 240 D/12 dengan mata jaring 1 inci atau 2,5 cm.
Sebagai tempat untuk menempelkan jaring apung dibuatkan rakit dari bahan yang berharga murah sampai yang berharga mahal, seperti bambu, kayu atau besi siku. Setiap bahan memiliki ketahanan yang berbeda - beda.
Bambu dan kayu lebih cepat rusak di bandingkan dengan besi siku. Bahan pelampung untuk rakit adalah drum berkapasitas 200 liter atau drum plastik bekas.
Jumlah pelampung yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan. Bahan tambahan lain yang diperlukan adalah jangkar yang berfungsi untuk menahan rakit agar tidak hanyut terbawa arus perairan.
Satu hal yang mengancam keselamatan ikan patin yang dipelihara di jaring apung adalah terjadinya umbalan air, berupa naiknya massa air dari dasar ke permukaan secara tiba - tiba.
Hal ini umumnya terjadi pada awal musim penghujan, saat terjadi penurunan suhu secara mendadak pada lapisan permukaan akibat hujan deras yang terjadi secara tiba-tiba.
Di perairan yang kondisi dasarnya relatif bersih, hal ini tidak berpengaruh terlalu buruk. Namun, diperairan yang dasarnyakotor tercemar limbah, hal ini akan mengancam keselamatan ikan di jaring apung.
Pasalnya, masa air yang naik dari dasar ke permukaan akan membawa senyawa - senyawa beracun, seperti NH3 atau H2S3, yang bersifat dapat mematikan ikan patin yang dibudidayakan.
Kasus seperti ini sering terjadi di waduk atau di danau yang tingkat kepadatan pemeliharaan ikan di jaring apungnya sudah tinggi, seperti di waduk cirata dan saguling.
Kalau pemeliharaan tetap dilakukan, untuk menghindari risiko kerugian, sebaiknya setiap memasuki akhir musim kemarau ikan-ikan sudah di panen dan jaring apung dikosongkan.
Cara lain adalah memindahkan lokasi pemeliharaan ke lokasi lain yang belum tercemar dan sirkulasi airnya terjamin.
Nama Wadah Budidaya Ikan - Karamba
Nama wadah budidaya ikan patin selain dapat dipelihara dikolam dan jaring, juga dapat dipelihara dikaramba.
Cara pemeliharaan seperti ini banyak ditemukan di daerah padat penduduk, seperti di pulau jawa dan sebagian daerah di sumatra. Karamba umumnya terbuat dari bambu atau kayu dengan ukuran 3 x 2 x 1 m atau di sesuaikan dengan kondisi dan situasi.
Karamba dapat di tempatkan di sungai, danau, dan waduk. Pemilihan lokasi di dasarkan pada penempatan karamba, yaitu karamba yang diletakkan dipermukaan air, karamba yang diletakkan di bawah permukaan air, dan karamba yang diletakkan di pasar perairan.
Karamba di permukaan air
Karamba yang ditempatkan dipermukaan air terutama digunakan di danau atau waduk yang airnya dalam dan arusnya tenang.
Karamba ini terbuat dari bambu atau kayu. Penempatannya adalah dengan menenggelamkan 2/3 bagian karamba dan mengapungkan 1/3 bagian sisanya.
Agar poisinya tetap, karamba diikatkan dipohon atau di tambatkan pada tambatan yang dibuat khusus.
Karamba di bawah permukaan air
Karamba di bawah permukaan air lebih cocok digunakan diperairan yang agak dalam. Penempatannya dilakukan dengan menenggelamkan karamba sampai posisi bagian atasnya berada 20 cm di bawah permukaan air.
Untuk mempertahankan posisi tersebut, karamba diberi pemberat dari batu, besi, atau bahan lainnya. Agar tidak hanyut, sebaiknya karamba diikatkan dipohon tambatan.
Karamba di dasar perairan
Karamba yang ditempatkan didasar perairan umumnya digunakan di perairan yang sempit dan tidak terlalu dalam.
Perairan yang cocok untuk karamba terebut adalah sungai - sungai kecil dengan lebar kurang lebih 2 m. Dasar perairan sebaiknya agak keras karena digunakan sebagai alas karamba.
Itulah beberapa nama wadah budidaya ikan untuk jenis ikan konsumsi yang paling sering dipakai oleh petani dalam memelihara membesarkan ikan.