Panen dan Pasca Panen Ikan Sesuai Teknik yang Benar
Panen dan pasca panen merupakan serangkaian kegiatan yang mendukung berkembangnya kegiatan budidaya.
Rangkaian kegiatan tersebut perlu mendapatkan perhatian serius bagi pelaksana bisnis dibidang budidaya perikanan air tawar, mengingat hampir semua produk budidaya ikan air tawar harus di pasarkan dalam keadaan hidup.
Jika tidak tertangani dengan baik, nilai produk yang dijual dapat dipastikan mengalami penurunan yang cukup tajam. Akibatnya, harga jualnya tinggal setengah dari harga jual ikan hidup.
Selain itu, pemanenan dan pasca panen pada skala pembenihan memegang peranan yang sangat penting dalam menyiapkan bahan untuk tahapan kegiatan produksi selanjutnya, seringkali dijumpai bahwa hasil produksi pada taraf pembesaran merosot tajam akibat kematian yang cukup besar.
Hal tersebut disebabkan tidak baiknya system panen dan pasca panen ikan dari hasil pembenihan. Akibatnya, benih untuk pembesaran menjadi lemah atau kurang baik.
Panen dan Pasca Panen
Pengertian Pemanenan Ikan
Panen atau pemanenan merupakan proses pengumpulan hasil produksi dari kegiatan budidaya.
Panen di bedakan menjadi dua macam, yaitu pemanenan serentak dan pemanenan parsial.
Jenis pemanenan yang digunakan tergantung pada jenis komoditas yang dipelihara. Umumnya, pemanenan serentak dilakukan pada tahap pembenihan pada setiap jenis ikan.
Jenis Panen Parsial
Sementara pemanenan parsial seringkali dilakukan pada tahap pembesaran pada jenis ikan tertentu, misalnya gurami.
Panen Total
Pemanenan serentak dilakukan dengan cara menangkap dan menjual semua ikan yang dipelihara. Pemanenan ini dilakukan dengan cara mengeringkan kolam.
Sementara pemanenan parsial dilakukan hanya pada ikan dengan ukuran tertentu yang diminati konsumen atau pasar.
Pemanenan parsial ini dilakukan dengan cara menyurutkan sebagian volume air di dalam kolam pemeliharaan.
Teknik Pemanenan Ikan
Prinsip dasar dari pemanenan yang perlu dijaga oleh pelaku bisnis adalah ikan harus dapat tetap hidup setelah ditangkap dan ditampung dalam satu wadah, kecuali pada ikan nila yang dipasarkan di pasar local dapat langsung dimasukkan kedalam bak berisi es batu.
Berdasarkan prinsip ini, langkah yang perlu diperhatikan dalam pemanenan yaitu tingkat stress yang dialami ikan.
Semakin sedikit ikan mendapatkan stress maka semakin besar peluang ikan dapat tetap bertahan hidup.
Pemanenan Benih Ikan
Pada pemanenan ditahapan benih, untuk mengurangi stress yang dialami benih ikan maka penggunaan bahan alat tangkap serta proses penangkapan sendiri perlu mendapat perhatian. Bahan alat tangkap yang dianjurkan hendaknya terbuat dari bahan yang halus dan lembut.
Sementara proses penangkapannya sendiri dilakukan dengan lembut, mulai dari pengurangan air secara bertahap, penggiringan ke tempat pemanenan, serta pengangkatan dengan alat tangkap.
Selain itu, waktu pelaksanaan panen dilakukan pada saat cuaca tidak panas, sebaiknya pada sore hari. Benih ikan sendiri dipuasakan paling tidak 1 hari sebelum dipanen.
Walaupun ikan ukuran konsumsi cenderung lebih dapat bertahan daripada benih, pemanenan pada tahap pembesaran juga perlu dilakukan secara halus.
Poin penting yang perlu diperhatikan pada penangkapan ikan pada tahap pembesaran yaitu tempat penampungan ikan hasil tangkapan harus mempunyai air dengan kualitas yang minimal sama dengan air kolam pembesaran.
Oleh sebab itu, pasokan air mengalir pada tempat penampungan ikan sangat mutlak diperlukan.
Disamping itu, penghentian pemberian pakan pada ikan sehari sebelum panen yang juga dikenal sebagai pemberokan juga dapat menjaga kondisi ikan dan kualitas air saat transportasi.
Baca juga yuk,.
Cara Panen Ikan Bawal yang Benar
Cara Panen Ikan Nila Agar tidak Menimbulkan Kerugian
Cara Memasarkan Ikan Nila Hasil Budidaya
Penanganan Pasca Panen Hasil Perikanan
Pasca PanenKegiatan pasca panen merupakan kelanjutan kegiatan pemanenan yang suah dilakukan.
Sering kali para pembudidaya tidak begitu mempedulikan hal - hal yang perlu diperhatikan pada tahapan ini.
Sebagai contoh, pada pembenihan ikan mas yang digunakan untuk pembesaran diKJA, ikan-ikan yang selesai dipanen langsung dikemas untuk dikirim dari daerah pembenihan ke daerah pembesaran danau atau waduk.
Pasca Panen Benih
Kenyataan dilapangan menunjukkan adanya pengangkutan benih sebanyak mungkin pada kantung plastik yang terbatas sebagai langkah penghematan. Padahal, perlakuan ini justru menyebabkan timbulnya kematian yang tinggi pada benih, yaitu hingga 20%.
Pengetahuan tentang titik-titik rawan atau penting saat pasca panen akan sangat membantu pelaku budidaya untuk mencegah terjadinya potensi kehilangan melalui beberapa tindakan sederhana.
Pada prinsipnya, kegiatan pasca panen merupakan kegiatan panen dan pasca panen terhadap memburuknya kondisi ikan akibat pengaruh saat proses pemanenan, penampungan, pendistribusian, serta penebaran.
Tahap Pengumpulan dan Pengangkutan ke Penampungan
Titik rawan selanjutnya yaitu pada saat pengumpulan dan pengangkutan ikan ke tempat penampungan.
Untuk pengangkutan benih ikan dengan tong plastik ukuran 160 cm yang dibelah setengahnya, kepadatan benih ukuran 1 - 3 cm dalam 10 - 15 liter air Antara 5.000 - 10.000 ekor, benih ukuran 3 - 5 cm sebanyak 2.500 - 5.000 ekor, dan benih ukuran 7 - 8 cm atau lebih sebanyak 1000 - 2.000 ekor.
Tahap Penampungan dan Pengemasan
Titik rawan selanjutnya yaitu masa penampungan dan pengepakan dengan kantong plastik berisi oksigen.
Untuk memulihkan vitalitas benih yang dipanen, benih ditampung terlebih dulu dalam kolam penampungan dengan system air masuk yang cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen benih.
Lama penampungan hendaknya dilakukan selama 12 jam. Namun, seringkali hal tersebut dianggap hanya memboroskan waktu. Padahal, dengan menampung selama 12 - 14 jam, benih ikan mendapat kesempatan untuk recovery.
Selanjutnya, pemasukan oksigen ke dalam kantong plastik perlu dilakukan secara perlahan.
Untuk mencegah ikan stress selama pengangkutan, tambahkan obat antistres yang telah banyak dijual dipasaran, misalnya squil dengan dosis 1 tetes setiap 2 liter air.
Tahap Pendistribusian
Penanganan saat transportasi, termasuk pemindahaan kantong plastik dari satu tempat ke tempat lain serta posisi kantong saat ada dikendaraan, juga perlu diperhatikan dalam rangka mengurangi stress pada ikan.
Pemindahan plastik harus dilakukan secara hati - hati dan penyusunan kantung didalam kendaraan tidak membuat kantung yang berada di bagian bawah tertekan sehingga menyempit atau gepeng/pipih.
Tahap Penebaran Pasca Panen
Proses adaptasi terhadap lingkungan sebelum dikeluarkan dari kantung plastik juga mempengaruhi terhadap keadaan ikan.
Dengan membiarkan kantung plastik terendam dalam media yang akan digunakan sebagai tempat pembesaran minimal 1 jam, ikan akan dapat beradaptasi dengan baik dan proses keluarnya ikan pun dilakukan tanpa paksaan. Ikan akan berenang ke luar dengan sendirinya.
Teknik Pemanenan Ikan dan Pasca Panen Ukuran Konsumsi
Penanganan pasca panen ikan ukuran konsumsi jauh lebih sederhana dibandingkan pasca panen pada benih.
Hal tersebut disebabkan ikan konsumsi umumnya hanya memerlukan waktu satu hari dalam penampungan sebelum habis dipasarkan oleh penjual.
Namun, untuk beberapa jenis ikan tertentu yang memerlukan penampilan baik seperti ikan gurami, penanganan pasca panennya perlu diperhatikan dengan lebih seksama.
Poin terpenting yang perlu diperhatikan pada penanganan pasca panen ikan yaitu saat penangkapan.
Pasca panen ikan gurami hanya dilakukan dengan penangkapan ikan satu per satu tanpa menggunakan jaring atau serokan.
Sementara untuk jenis ikan lainnya, penangkapan dilakukan dengan menggunakan serokan yang sesuai dengan ukuran ikan.
Untuk wadah pengangkutan, satu kantong plastik dapat memuat ikan sebanyak 5 - 7 kg, sedangkan tong plastik ukuran 160 liter dapat mengangkut 20 - 25 kg ikan.
Untuk menjaga kestabilan suhu saat pengangkutan agar tetap dingin, penggunaan batu es akan banyak membantu. Maka perlu disediakan beberapa es batu untuk mempermudah panen dan pasca panen ikan jenis konsumsi. Hal ini dapat menghindari terjadinya kerugian dengan meminimalisir membusuknya ikan di perjalanan.