Habitat Belut dan Sidat
Habitat Belut
Belut merupakan ikan yang memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap lingkungan.Hewan ini tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis dan spesifik. Belut dapat hidup di daerah hulu hingga hilir.
Habitat belut tersebar luas di perairan tawar, baik perairan dangkal berlumpur, tepian sungai, kanal, danau, maupun kolam dengan kedalaman kurang dari 1,5 m. Pada habitat aslinya, media belut berupa 80% lumpur dan 20% air.
Belut memiliki alat bantu pernapasan berupa kulit tipis berlendir yang terletak pada rongga mulutnya.
Belut juga sangat toleran terhadap daerah bersuhu dingin. Di habitatnya, belut bisa memangsa cacing, katak, dan anak ikan.
Perairan yang memiliki kandungan bahan organik yang tinggi memberikan banyak pakan alami bagi belut, khususnya bagi anakan belut. Selain itu, belut menyukai daerah yang bermedia dingin sebagai tempat tinggalnya.
Belut akan meninggalkan sarangnya dan mencari media baru apabila terjadi kenaikan suhu pada media yang lama.
Pada kondisi kekeringan, belut bisa bertahan dengan mengubur dirinya di dalam lumpur untuk menjaga agar tubuhnya tetap lembab.
Selain itu, belut memiliki kemampuan jelajah yang tinggi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Baca juga:
Habitat Ikan Belut di Alam Bebas
Perkawinan Belut di Alam Bebas
Cara Budidaya Belut dalam Kolam dan Drum
Habitat Belut dan Sidat
Syarat lokasi untuk budidaya sidat sebenarnya tidak sulit di bandingkan dengan beberapa budidaya hewan perairan lainnya.
Asalkan memiliki atau dekta sumber air dan kondisi agroklimatnya cocok, sidat dapat di budidayakan ditempat tersebut.
Sidat tidak memerlukan media tumbuh berupa lumpur seperti halnya belut. Lokasi budidaya sidat pun dapat dikatakan sifatnya fleksibel.
Sidat merupakan hewan yang secara alami mampu hidup di dua jenis perairan (asin dan tawar). Namun keseluruhan, siklus hidup sidat lebih banyak berada di air tawar.
Fase larva hingga dewasa di habiskan di sungai, sedangkan sidat dewasa yang telah gonad siap kawin akan menuju perairan dengan salinitas tinggi untuk bereproduksi.
Sidat umumnya dapat beradaptasi didaerah dengan suhu lingkungan 20-31 derajat c. Sidat hidup dalam perairan dengan kadar garam terlarut salinitas dalam air yang dapat ditoleransi 0 - 35 ppm.
Kadar salintas merupakan salah satu parameter yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan sidat. Sidat lebih menyukai habitat salinitas rendah.
Perubahan produktivitas di sebuah perairan memengaruhi distribusi jenis dan rasio kelamin sidat.
Sidat betina lebih menyukai perairan esturia arus tenang dan sungai - sungai besar yang produktif, sedangkan sidat jantan lebih banyak terdapat di perairan dengan arus deras berproduktivitas rendah.
Ternyata begitu liar ya habitat belut dan sidat di alam bebas, dengan begitu sobat bisa lebih berhasil dalam memelihara dan membudidayakannya sesuai keadaan alamnya.