Lokasi Budidaya Ikan Patin yang Bagus dan Strategi Ukuran Kolam 1000 Ekor
Pemilihan lokasi usaha hendaknya mempertimbangkan beberapa aspek, seperti aspek teknis, sosial, ekonomi, dan pasar.
Dengan begitu, selama proses budidaya berlangsung tidak akan di temui kendala yang menghambat usaha tersebut.
Sebelum menentukan lokasi budidaya ikan patin tersebut, ada beberapa aspek yang harus dipenuhi.
Berikut beberapa tempat yang cocok utuk membuka usaha budidaya ikan patin agar mudah dalam merawat dengan analisis cepat besar di ukuran kolam 1000 ekor.
Lokasi Budidaya Ikan Patin
Lokasi Budidaya Ikan Patin– Aspek Sosial Ekonomi
Beberapa aspek sosial yang harus menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi usaha budidaya sebagai berikut.
1, Lingkungan hidup harus tejaga dengan baik, dengan pengertian bahwa usaha budidaya patin tidak akan merusak lingkungan yang sudah ada.
2, Jika menggunakan tenaga kerja, sebaiknya dapat memanfaatkan tenaga kerja di sekitar lokasi. Hal tersebut di maksudkan untuk mengurangi pengangguran dan mencegah kecemburuan sosial.
3, Sumber daya alam di sekitar lokasi dapat termanfaatkan, terutama sarana dan prasarana penunjang kegiatan usaha.
4, Lokasi usaha harus dekat dengan tempat pemasaran, sehingga produksi yang di hasilkan cepat sampai ke konsumen.
5, Tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan, seperti sarana produksi, sarana transportasi, serta sarana informasi.
6, Faktor lain yang tidak kalah penting adalah keamanan lokasi harus terjamin.
Lokasi Budidaya Ikan Patin– Aspek Budaya
Jika di tinjau dari aspek budidaya, ada beberapa persyaratan yang harus di penuhi untuk budidaya ikan patin.
Kolam Ikan Patin
Lokasi Budidaya Ikan Patin– Sumber air
Air merupakan faktor mutlak dalam kegiatan budidaya patin. Sumber air dapat berasal dari saluran irigasi teknis, sungai, atau sumber air lainnya.
Khusus untuk unit pembenihan, satu hal yang harus terpenuhi adalah kondisi airnya harus bersih. Jika sulit mendapatkan sumber air irigasi yang baik, sumber airnya dapat di usahakan berupa sumur biasa.
Kualitas air
Kualitas air penting untuk diperhatikan dalam budidaya ikan patin. Air yang kurang baik dapat menyebabkan ikan mudah terserang penyakit.
Umumnya, ada beberapa variable penting yang berhubungan dengan kualitas air.
Lokasi Budidaya Ikan Patin– Kuantitas air
Jumlah air atau debit air yang di butuhkan untuk setiap subsistem dalam budidaya patin berbeda – beda.
Menentukan debit air dapat di lakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak secara langsung. Secara langsung dapat dilakukan dengan meletakkan ember di pintu air yang masuk ke dalam kolam.
Catat beberapa waktu yang di perlukan sampai ember tersebut terpenuhi.
Dengan cara ini akan di ketahui debit air tersebut, yaitu volume air di dalam ember di bagi dengan waktu, misalnya 0,5 liter/detik atau 10 liter/menit.
Lokasi Budidaya Ikan Patin– Tanah
Selain air, tanah merupakan mutlah dalam kegiatan budidaya patin, khususnya untuk pendederan dan pembesaran.
Ada beberapa jenis tanah yang dapat di buat kolam, yaitu tanah liat atau lempung berpasir, tanah terapan, tanah berfraksi kasar, dan tanah berpasir.
Tanah liat berpasir sangat mudah di bentuk, tidak mudah pecah, dan tidak melekat di tangan.
Untuk tiga jenis tanah terakhir, pematang kolam harus di tembok atau di beton guna menghindari kebocoran.
Lokasi Budidaya Ikan Patin di Jaring apung
Pada dasarnya, waduk, danau, situ, dan sungai bisa di jadikan tempat pemeliharaan ikan patin dengan menggunakan wadah jaring apung.
Namun, sebelum menentukan lokasi, ada beberapa kriteria teknis dan ekonomi yang harus dipertimbangkan.
Penempatan jaring apung
Penempatan jaring apung di anjurkan diletakkan pada jalur arus horizontal.
Umumnya, jaring apung di letakkan di daerah muara tujuannya agar ikan patin selalu mendapat suplai air dan kandungan oksigen yang terlarut juga tinggi.
Selain itu, penggerakkan air dapat membantu menghanyutkan sisa-sisa kotoran atau bahan organik.
Sebaiknya hindari penempatan jaring apung di perairan luas dan terbuka. Perairan seperti ini memungkinkan terjadinya gelombang dan tiupan angin kencang yang dapat mengancam keamanan jaring apung.
Kedalaman air.
Selain penempatan jaring apung, kedalaman air juga harus diperhatikan. Di perairan yang mengalir, kedalaman jaring apung minimum tiga meter.
Di perairan yang tidak mengalir, jaring apung ditempatkan minimum pada kedalaman lima meter.
Kualitas air
Kualitas perairan sangat mendukung keberhasilan usaha budidaya patin di jaring apung. Ada beberapa kriteria kualitas air yang perlu di perhatikan, meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi.
Secara biologi, penilaian kualitas air di dasarkan pada tingkat atau derajat kesuburannya.
Derajat kesuburan di tentukan oleh kandungan mikroorganisme berupa plankton.
Tingkat kesuburan waduk atau danau di bagi menjadi tiga, yaitu perairan yang tingkat kesuburannya rendah, sedang, tinggi.
Untuk usaha pembesaran patin secara intensif di jaring apung, sebaiknya dipilih perairan yang tingkat kesuburannya rendah sampai sedang.
Pasalnya, apabila di pelihara di perairan yang tingkat kesuburannya tinggi, pada malam hari akan terjadi perebutan oksigen antara plankton dan ikan patin yang di pelihara.
Kriterian kualitas air secara fisika dan kimia untuk budidaya ikan patin di jaring apung pada prinsipnya hampir sama saja dengan ikan-ikan lainnya.
Kantong jaring apung yang di gunakan untuk pembesaran patin sebenarnya tidak mempunyai kriteria khusus, sama saja dengan jaring apung yang di gunakan untuk pembesaran ikan jenis lainnya.
Ukuran benang jaring di sesuaikan dengan ukuran ikan yang akan dipelihara. Karena ikan patin tergolong ikan yang mempunyai tenaga yang cukup kuat, di sarankan menggunakan jaring politilen dengan mata jaring 1 inci atau 2,5 cm.
Jaring apung selanjutnya di tempelkan pada sebuah rakit. Rakit bisa terbuat dari bambu, kayu atau besi siku.
Setiap bahan memiliki ketahanan yang berbeda – beda.
Sementara itu, bahan pelampung yang di gunakan sebagai rakit biasanya berupa drum kapasitas 200 liter atau drum plastik bekas. Jumlah pelampung yang di gunakan di sesuaikan dengan kebutuhan.
Bahan tambahan lain yang diperlukan berupa jangkar yang berfungsi untuk menahan rakit agar tidak hanyut terbawa arus perairan.
Lokasi Budidaya Ikan Patin di Karamba
Selain dapat di pelihara di kolam jaring, ikan patin juga dapat dipelihara di karamba.
Cara pemeliharaan seperti ini banyak di temukan di pulau jawa dan sebagian daerah sumatra.
Karamba umumnya terbuat dari bambu atau kayu dengan ukuran 3 x 2 x 1 m atau di sesuaikan dengan kondisi dan situasi tempat pemeliharaan. Karamba dapat di tempatkan di sungai, danau, waduk.
Pemilihan lokasi di dasarkan pada penempatan karamba, yaitu karamba diletakkan di permukaan air, karamba yang diletakan di bawah permukaan air, dan di letakkan di dasar perairan.
Lokasi Budidaya Ikan Patin – Karamba di permukaan air
Karamba yang di tempatkan di permukaan air umumnya di gunakan di danau atau waduk yang arus airnya tenang. Karamba ini terbuat dari bambu atau kayu.
Penempatannya di lakukan dengan menenggelamkan dua pertiga bagian karamba dan mengapungkan sepertiga bagian sisanya.
Agar posisinya tetap, karamba diikatkan di pohon atau di tempatkan pada tambatan yang di buat khusus.
Lokasi Budidaya Ikan Patin – Karamba di bawah permukaan air
Karamba di bawah permukaan air lebih cocok di gunakan diperairan yang agak dalam.
Penempatannya di lakukan dengan menenggelamkan karamba sampai posisi bagian atasnya berada 20 cm di bawah permukaan air.
Untuk mempertahankan posisi tersebut, karamba harus di beri pemberat, bisa berupa batu, besi, atau bahan lainnya.
Agar tidak hanyut, sebaiknya karamba di ikatkan di pohon atau tambatan.
Lokasi Budidaya Ikan Patin di Karamba di dasar perairan
Karamba yang di tempatkan didasar perairan umunya di gunakan di perairan yang sempit dan tidak terlalu dalam, misalnya sungai – sungai kecil dengan lebar sekitar 2 meter.
Dasar perairan sebaiknya agak keras karena di gunakan sebagai alas karamba.
Nah..Itulah beberapa cara menentukan lokasi budidaya ikan patin yang pas dan benar sesuai strategi yang menguntungkan dan cepat besar. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.