Desain dan Kontruksi Aquarium yang umum Digunakan
Kontruksi Aquarium infoikan.com Sudah tahu mengapa memilih desain dan kontruksi akuarium? Atau ingin tahu mengapa memilih desain dan konstruksi tersebut?
Yang akan di bahas disini adalah bahan-bahan frame atau bingkai akuarium yang tentunya akan menunjang konstruksi dari sebuah akuarium.
Jika dulu orang membuat akuarium yang bingkainya dari kayu atau teraso, maka lain sudah banyak ragamnya, dan umunya orang mencari praktisnya saja.
Teraso masih juga digunakan untuk bingkai akuarium meskipun sudah jarang. Bahannya berat dan tidaj praktis.
Jika sebuah akuarium dengan bingkai teraso bocor atau retak di salah satun sisinya, kita akan susah dan repot untuk memperbaikinya.
Akuarium yang di pajang untuk umum, misalnya di kebon binatang atau beberapa sentral penjualan ikan hias, yang biasanya berbingkai teraso masih sering kita temukan.
Dengan konstruksinya yang agak rumit menyebabkan akuarium ini berdaya tahan lebih baik di bandingkan yang lain.
Baca juga:
Model Aquarium Hias yang Populer Hingga Sekarang
hiasan Aquarium Unik dan Cantik
Jenis serta Harga Aquarium yang Umum Dijual
Aquarium Cupang Unik dan Cantik
Setidak-tidaknya dengan bahan teraso tidak terpengaruh cuaca karena daya muainya sangat kecil.
Akuarium ini biasanya di tempatkan permanen, dan sering di gabungkan dengan akuarium yang berbentuk diorama.
Akuarium dengan bingkai kayu banyak di jumpai dewasa ini.
Jika dulu mungin hanya ada satu atau dua jenis kayu yang di pakai dengan model monoton, kini sudah banyak jenis kayu yang bisa di manfaatkan dan modelnya pun terus berkembang.
Kayu-kayu seperti meranti, mahoni, sampai kayu jati bisa di jadikan bingkai akuarium.
Bahkan bahan kayu lapis pun sudah mulai di manfaatkan sebagai bingkai akuarium.
Modelnya pun tidak lagi berupa batangan biasa, namun sudah mulai di bentuk, baik sebagai profil maupun ukiran.
Umumnya bingkai dari kayu di buat agar bisa di bongkar. Konstruksi bingkai di buat tersendiri sehingga bisa di pindah-pindahkan tanpa merasa takut bagian-bagiannya akan copot dan bisa di bongkar pasang.
Jarang kita jumpai akuarium dengan bingkai kayu yang menjadi satu dan tidak bisa dilepas-lepaskan.
Sekitar tahun delapan puluhan masih banyak di jumpai akuarium yang diperkuat dengan besi siku yang di las.
Akuarium ini memang kuat, tetapi merepotkan karena harus merangkaikan besi dengan menggunakan las, yang kita tahu sulit membuat sambungan yang mulus.
Ada kalanya banyak benjolan terjadi pada sambungan yang tentunya akan mengganggu sekali saat kita merangkaikannya dengan kaca-kaca akuarium.
Hingga saat ini pun masih kita jumpai akuarium dengan bingkai besi siku yang di las, yang umumnya di buat sekaligus dengan kaki-kakinya walaupun jumlahnya hanya sedikit sekali.
Bahan besi tidak lagi di sukai karena selain repot merangkaikan, juga cenderung tidak kuat bila di pakai untuk memelihara ikan laut.
Besi bersifat mudah berkarat jika beroksidasi dengan oksigen dan garam.
Untuk mengurangi perkaratan pada bingkai besi, orang biasanya menggunakan chat mini besi.
Hal ini hanya bisa memperpanjang umur bingkai yang diperuntukkan pada akuarium air tawar, bukan pada akuarium air laut.
Akuarium dengan rangka atau bingkai stainless steel mungkin baru pertama kali kita dengar.
Di luar negeri akuarium ini masih banyak di buat untuk mendapatkan akuarium yang kukuh.
Siapapun tidak bakal menyangkal jika bahan stainless steel sangat kuat dan tahan dipakai puluhan tahun, karena tidak bakal terkena karat.
Namun,bisa di maklumi bahan ini teramat mahal, dan hanya orang tertentu saja yang mau mengorbankan banya uang untuk membuat bingkai dari bahan ini.
Meskipun cukup atau lebih dalam memenuhi kebutuhan sebaiknya dipikirkan kembali jika hendak memasang bingkai dengan stainless steel, karena masih ada juga bahan yang cukup kuat sebagai rangka akuarium, baik yang ringan, praktis, dan harganya terjangkau.
Di pasar ataupun di rumah paling banyak di jumpai akuarium berbingkai aluminium.
Aluminium juga merupakan bahan yang mudah di dapat, ringan tapi kuat, mudah di potong, dan murah.
Dengan kelebihannya inilah sehingga tidak heran jika kebanyakan orang memilih aluminium untuk memperkuat akuarium mereka.
Tak dapat di sangkal lagi kalau di katakan akuarium dengan rangka aluminium paling populer dewasa ini. Meja penopangnya pun sering menggunakan bahan dari aluminium.
Ada dua macam bahan bingkai aluminium, yaitu siku biasa dan holo. Aluminium biasa memiliki dua sisi dan membentuk sudut 90 derajat. Ukurannya macam-macam, yaitu antar 1-3 inci.
Harga aluminium ini ada yang murah yang biasanya berwarna putih kusam tanpa garis-garis pada sisinya, sedangkan yang agak mahal biasanya berwarna putih mengkilat dengan garis-garis pada sisinya.
Penggunaan aluminium ini biasanya pada akuarium kecil sampai sedang. Untuk aluminium holo yang berbentuk seperti pipa dan bersisi empat, bagian tengahnya berongga.
Aluminium ini jauh lebih mahal karena lebih kuat. Aluminium ini sering di padukan dengan aluminium siku biasa, dan di pakai untuk akuarium besar.
Sedangkan untuk membuat meja penopang akuarium biasanya di gunakan aluminium holo yang di pakai khusus.
Meskipun ringan, kuat, murah, mudah didapat, dan mudah di bentuk tetap saja aluminium agak lemah jika menghadapi air laut yang terkenal perusak.
Aluminium yang di pakai sebagai rangka akuarium laut setelah beberapa saat warnanya akan kusam, terutama yang terletak pada bagian atas.
Endapan garam air aerator akan mengotori permukaan aluminium. Jika kelamaan akan merusak rangka itu. Meskipun waktu kerusakannya relatif lebih lama di bandingkan pada besi.
Namun akan menyurutkan keindahan akuarium sebelum akhirnya rangka rusak dan harus di ganti.
Untuk itu perlu di cari bahan lain yang bersifat unggul, dan bisa terhindar dari kerusakan yang terlampau cepat. Bahan ini adalah aluminium yang sudah mengalami perlakuan khusus.
Di kalangan pedagang akuarium dikenal dengan sebutan aluminium yang dianodes. Proses pelapisan permukaan aluminium adalah dengan bahan anodes melalui penyepuhan.
Sehingga aluminium ini tahan terhadap proses pengaratan dari air laut.
Untuk rangkai akuarium air laut, aluminium dianodes jauh lebih kuat dan tahan lama di bandingkan aluminium biasa.
Sedangkan aluminium untuk air tawar, dimana proses iritasi tidak sepesat akuarium laut, kekuatannya hampir sama.
Menurut seorang pedagang jika di gunakan untuk rangka akuarium laut. Aluminium biasa bisa tahan 2 tahun, sedangkan yang di anodes bisa tahan sampai 10 tahun.
Ukuran akuarium memang tidak ada aturan yang baku, melainkan semuanya tergantung dari kemauan dan kemampuan kita.
Sekalipun demikian ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar kehadiran akuarium tidak menjadi aneh dan ruwet dalam rumah.
Pertama, perhatikan ukuran rumah dan ruangan yang bakal dipakai untuk menempatkan akuarium. Besarnya akuarium tidaklah sebesar ruangan, melainkan lebih kecil.
Kedua, kegunaannya memperngaruhi besarnya akuarium. Jika panoramanya untuk akuarium air tawar, ukurannya boleh bebas.
Namun jika panoramanya untuk akuarium laut, ukurannya harus relatif lebih luas, karena harus menghadirkan ikan, binatanga karang dan peralatan yang relatif lebih banyak.
Jika akuarium berukuran kecil, sebagian besar ruangannya akan tersita peralatannya dan hanya sedikit saja untuk ikan dan binatang karang.
Ketiga, besarnya akuarium juga ditentukan oleh jenis ikan dan banyaknya ikan yang hendak di tampilkan.
Oleh karena setiap ikan berbeda ukurannya dan sifatnya, maka ukuran akuarium turut menentukan keleluasaan kita untuk memilihnya.
Pada akuarium yang berukuran kecil, kita harus selektif memilih ikan, jumlahnya, dan besar setiap ikan.
Sedangkan pada akuarium yang besar pemilihan tergantung dari kita sendiri.
Untuk tidak mengecilkan hati mereka yang kantongnya cekak yang ingin memiliki akuarium, dengan ukuran panjang 70 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 40 cm, atau lebar dan tinggi cm sudah cukup menampilkan panorama perairan air tawar dengan warna-warni ikan hias.
Seandainya cukup uang dan ruangannya memadai, bisa di dapatkan akuarium berukuran lebih besar, misalnya panjangnya 90 cm, 100 cm, atau 200 cm dengan lebar dan tinggi setengah dari panjangnya.
Jika kita memiliki akuarium yang berukuran besar, tentunya kita harus mengisinya dengan bermacam-macam ika dan binatang lainnya.
Jika tidak, misalnya kita hanya menginginkan akuarium yang berukuran besar tanpa mau bersusah payah untuk mengisinya, maka akan tampak tidak serasi.
Ukura akuarium hendaknya harus di sesuaikan dengan kemampuan kita secara keseluruhan.
Kasus akuarium besar, tetapi ikannya sedikit biasanya di alami oleh mereka yang mendapatkan akuarium warisan.
Jika sobat ingin membuatnya, maka dapat melihat beberapa desain dan kontruksi aquarium dari gambar di atas sesuai selera dan keadaan rumah. Semga bermanfaat.
Yang akan di bahas disini adalah bahan-bahan frame atau bingkai akuarium yang tentunya akan menunjang konstruksi dari sebuah akuarium.
Jika dulu orang membuat akuarium yang bingkainya dari kayu atau teraso, maka lain sudah banyak ragamnya, dan umunya orang mencari praktisnya saja.
Kontruksi Aquarium
Kontruksi Aquarium dari Teraso
Teraso masih juga digunakan untuk bingkai akuarium meskipun sudah jarang. Bahannya berat dan tidaj praktis.
Jika sebuah akuarium dengan bingkai teraso bocor atau retak di salah satun sisinya, kita akan susah dan repot untuk memperbaikinya.
Akuarium yang di pajang untuk umum, misalnya di kebon binatang atau beberapa sentral penjualan ikan hias, yang biasanya berbingkai teraso masih sering kita temukan.
Dengan konstruksinya yang agak rumit menyebabkan akuarium ini berdaya tahan lebih baik di bandingkan yang lain.
Baca juga:
Model Aquarium Hias yang Populer Hingga Sekarang
hiasan Aquarium Unik dan Cantik
Jenis serta Harga Aquarium yang Umum Dijual
Aquarium Cupang Unik dan Cantik
Setidak-tidaknya dengan bahan teraso tidak terpengaruh cuaca karena daya muainya sangat kecil.
Akuarium ini biasanya di tempatkan permanen, dan sering di gabungkan dengan akuarium yang berbentuk diorama.
Kontruksi Aquarium dari KAYU
Akuarium dengan bingkai kayu banyak di jumpai dewasa ini.
Jika dulu mungin hanya ada satu atau dua jenis kayu yang di pakai dengan model monoton, kini sudah banyak jenis kayu yang bisa di manfaatkan dan modelnya pun terus berkembang.
Kayu-kayu seperti meranti, mahoni, sampai kayu jati bisa di jadikan bingkai akuarium.
Bahkan bahan kayu lapis pun sudah mulai di manfaatkan sebagai bingkai akuarium.
Modelnya pun tidak lagi berupa batangan biasa, namun sudah mulai di bentuk, baik sebagai profil maupun ukiran.
Umumnya bingkai dari kayu di buat agar bisa di bongkar. Konstruksi bingkai di buat tersendiri sehingga bisa di pindah-pindahkan tanpa merasa takut bagian-bagiannya akan copot dan bisa di bongkar pasang.
Jarang kita jumpai akuarium dengan bingkai kayu yang menjadi satu dan tidak bisa dilepas-lepaskan.
Kontruksi Aquarium dari BESI
Sekitar tahun delapan puluhan masih banyak di jumpai akuarium yang diperkuat dengan besi siku yang di las.
Akuarium ini memang kuat, tetapi merepotkan karena harus merangkaikan besi dengan menggunakan las, yang kita tahu sulit membuat sambungan yang mulus.
Ada kalanya banyak benjolan terjadi pada sambungan yang tentunya akan mengganggu sekali saat kita merangkaikannya dengan kaca-kaca akuarium.
Hingga saat ini pun masih kita jumpai akuarium dengan bingkai besi siku yang di las, yang umumnya di buat sekaligus dengan kaki-kakinya walaupun jumlahnya hanya sedikit sekali.
Bahan besi tidak lagi di sukai karena selain repot merangkaikan, juga cenderung tidak kuat bila di pakai untuk memelihara ikan laut.
Besi bersifat mudah berkarat jika beroksidasi dengan oksigen dan garam.
Untuk mengurangi perkaratan pada bingkai besi, orang biasanya menggunakan chat mini besi.
Hal ini hanya bisa memperpanjang umur bingkai yang diperuntukkan pada akuarium air tawar, bukan pada akuarium air laut.
Kontruksi Aquarium dari STAINLES STEEL
Akuarium dengan rangka atau bingkai stainless steel mungkin baru pertama kali kita dengar.
Di luar negeri akuarium ini masih banyak di buat untuk mendapatkan akuarium yang kukuh.
Siapapun tidak bakal menyangkal jika bahan stainless steel sangat kuat dan tahan dipakai puluhan tahun, karena tidak bakal terkena karat.
Namun,bisa di maklumi bahan ini teramat mahal, dan hanya orang tertentu saja yang mau mengorbankan banya uang untuk membuat bingkai dari bahan ini.
Meskipun cukup atau lebih dalam memenuhi kebutuhan sebaiknya dipikirkan kembali jika hendak memasang bingkai dengan stainless steel, karena masih ada juga bahan yang cukup kuat sebagai rangka akuarium, baik yang ringan, praktis, dan harganya terjangkau.
Kontruksi Aquarium dari ALUMINIUM
Di pasar ataupun di rumah paling banyak di jumpai akuarium berbingkai aluminium.
Aluminium juga merupakan bahan yang mudah di dapat, ringan tapi kuat, mudah di potong, dan murah.
Dengan kelebihannya inilah sehingga tidak heran jika kebanyakan orang memilih aluminium untuk memperkuat akuarium mereka.
Tak dapat di sangkal lagi kalau di katakan akuarium dengan rangka aluminium paling populer dewasa ini. Meja penopangnya pun sering menggunakan bahan dari aluminium.
Ada dua macam bahan bingkai aluminium, yaitu siku biasa dan holo. Aluminium biasa memiliki dua sisi dan membentuk sudut 90 derajat. Ukurannya macam-macam, yaitu antar 1-3 inci.
Harga aluminium ini ada yang murah yang biasanya berwarna putih kusam tanpa garis-garis pada sisinya, sedangkan yang agak mahal biasanya berwarna putih mengkilat dengan garis-garis pada sisinya.
Penggunaan aluminium ini biasanya pada akuarium kecil sampai sedang. Untuk aluminium holo yang berbentuk seperti pipa dan bersisi empat, bagian tengahnya berongga.
Aluminium ini jauh lebih mahal karena lebih kuat. Aluminium ini sering di padukan dengan aluminium siku biasa, dan di pakai untuk akuarium besar.
Sedangkan untuk membuat meja penopang akuarium biasanya di gunakan aluminium holo yang di pakai khusus.
Kontruksi Aquarium dari ALUMINIUM DIANODES
Meskipun ringan, kuat, murah, mudah didapat, dan mudah di bentuk tetap saja aluminium agak lemah jika menghadapi air laut yang terkenal perusak.
Aluminium yang di pakai sebagai rangka akuarium laut setelah beberapa saat warnanya akan kusam, terutama yang terletak pada bagian atas.
Endapan garam air aerator akan mengotori permukaan aluminium. Jika kelamaan akan merusak rangka itu. Meskipun waktu kerusakannya relatif lebih lama di bandingkan pada besi.
Namun akan menyurutkan keindahan akuarium sebelum akhirnya rangka rusak dan harus di ganti.
Untuk itu perlu di cari bahan lain yang bersifat unggul, dan bisa terhindar dari kerusakan yang terlampau cepat. Bahan ini adalah aluminium yang sudah mengalami perlakuan khusus.
Di kalangan pedagang akuarium dikenal dengan sebutan aluminium yang dianodes. Proses pelapisan permukaan aluminium adalah dengan bahan anodes melalui penyepuhan.
Sehingga aluminium ini tahan terhadap proses pengaratan dari air laut.
Untuk rangkai akuarium air laut, aluminium dianodes jauh lebih kuat dan tahan lama di bandingkan aluminium biasa.
Sedangkan aluminium untuk air tawar, dimana proses iritasi tidak sepesat akuarium laut, kekuatannya hampir sama.
Menurut seorang pedagang jika di gunakan untuk rangka akuarium laut. Aluminium biasa bisa tahan 2 tahun, sedangkan yang di anodes bisa tahan sampai 10 tahun.
Kontruksi Aquarium - UKURAN AKUARIUM
Ukuran akuarium memang tidak ada aturan yang baku, melainkan semuanya tergantung dari kemauan dan kemampuan kita.
Sekalipun demikian ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar kehadiran akuarium tidak menjadi aneh dan ruwet dalam rumah.
Pertama, perhatikan ukuran rumah dan ruangan yang bakal dipakai untuk menempatkan akuarium. Besarnya akuarium tidaklah sebesar ruangan, melainkan lebih kecil.
Kedua, kegunaannya memperngaruhi besarnya akuarium. Jika panoramanya untuk akuarium air tawar, ukurannya boleh bebas.
Namun jika panoramanya untuk akuarium laut, ukurannya harus relatif lebih luas, karena harus menghadirkan ikan, binatanga karang dan peralatan yang relatif lebih banyak.
Jika akuarium berukuran kecil, sebagian besar ruangannya akan tersita peralatannya dan hanya sedikit saja untuk ikan dan binatang karang.
Ketiga, besarnya akuarium juga ditentukan oleh jenis ikan dan banyaknya ikan yang hendak di tampilkan.
Oleh karena setiap ikan berbeda ukurannya dan sifatnya, maka ukuran akuarium turut menentukan keleluasaan kita untuk memilihnya.
Pada akuarium yang berukuran kecil, kita harus selektif memilih ikan, jumlahnya, dan besar setiap ikan.
Sedangkan pada akuarium yang besar pemilihan tergantung dari kita sendiri.
Untuk tidak mengecilkan hati mereka yang kantongnya cekak yang ingin memiliki akuarium, dengan ukuran panjang 70 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 40 cm, atau lebar dan tinggi cm sudah cukup menampilkan panorama perairan air tawar dengan warna-warni ikan hias.
Seandainya cukup uang dan ruangannya memadai, bisa di dapatkan akuarium berukuran lebih besar, misalnya panjangnya 90 cm, 100 cm, atau 200 cm dengan lebar dan tinggi setengah dari panjangnya.
Jika kita memiliki akuarium yang berukuran besar, tentunya kita harus mengisinya dengan bermacam-macam ika dan binatang lainnya.
Jika tidak, misalnya kita hanya menginginkan akuarium yang berukuran besar tanpa mau bersusah payah untuk mengisinya, maka akan tampak tidak serasi.
Ukura akuarium hendaknya harus di sesuaikan dengan kemampuan kita secara keseluruhan.
Kasus akuarium besar, tetapi ikannya sedikit biasanya di alami oleh mereka yang mendapatkan akuarium warisan.
Jika sobat ingin membuatnya, maka dapat melihat beberapa desain dan kontruksi aquarium dari gambar di atas sesuai selera dan keadaan rumah. Semga bermanfaat.