Lokasi Budidaya Ikan Keli yang Bagus dan Strategi untuk Pemula
Pembuatan sarana budidaya harus di lakukan pada lokasi yang memenuhi syarat, tidak dilakukan di sembarangan tempat.
Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan dalam ternak lele keli ini, Anda bisa menyediakan lokasi budidaya ikan keli seperti yang sudah diuraikan di bawah ini.
Lokasi Budidaya Ikan Keli
Aspek Teknis
Lokasi yang di pilih harus memenuhi syarat teknis.
Lokasi Budidaya Ikan Keli - Sumber air
Air yang di gunakan untuk pengairan ada empat, yaitu: air hujan, air embun, air permukaan, dan air tanah.
Dari keempat jenis air tersebut, hanya air permukaan yang lazim di gunakan untuk budidaya ikan.
Air permukaan selain kaya akan unsur hara, debitnya juga tetap, seperti air sungai, air waduk, dan air danau.
Air sungai walaupun banyak mengandung unsur hara karena perjalanannya cukup panjang, tetapi air sungai juga banyak mengandung waled (endapan).
Waled sangat potensial mendangkalkan kolam.
Baca juga:
Karakteristik Ikan Lele Dumbo
Kebutuhan Pakan Lele Per Hari
Usaha Ternak Lele rumahan? Untung atau Rugi?
Oleh karena itu, sebelum air sungai di gunakan, lebih dahulu filter, dengan cara mengalirkan air tersebut ke dalam bak pengendapan dan setelah beberapa hari di bak pengendapan baru air di alirkan ke dalam kolam atau bak pemeliharaan.
Air waduk atau bendungan sangat ideal sebagai sumber air budidaya ikan, karena waled/endapan pada air waduk telah mengendap di dasar waduk.
Air hujan dapat di gunakan untuk budidaya ikan, bila air hujan tersebut tertampung pada suatu areal yang luas.
Kolam yang di buat dengan memanfaatkan air hujan disebut kolam tadah hujan.
Kolam ini hanya cocok di gunakan untuk pemeliharaan ikan-ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan termasuk lele keli.
Selain karena ketersediaan airnya terbatas, juga kandungan oksigen terlarut didalam kolam tadah hujan sangat rendah.
Ketersediaan airnya di batasi oleh iklim. Begitu musim hujan, air bergelimpangan bahkan mudah terjadinya banjir, tetapi begitu tiba musim kemarau airnya lenyap dan lahan menjadi kering dan tandus.
Air tanah yang di gunakan untuk budidaya ikan, yaitu yang telah keluar di permukaan tanah, karena air yang baru keluar sangat miskin akan unsur hara dan ph-nya rendah.
Maka bila memanfaatkan air tanah, hendaknya kolam yang di buat harus sedikit jauh dengan sumber air yang keluar tersebut.
Ini di maksudkan untuk mengalirkan air menuju ke unit perkolaman, dan dari perjalanan yang cukup jauh ini air mengalami perbaikan kualitas.
Sedangkan air embun tidak mungkin di jadikan air budidaya ikan, karena jumlah air embun sangat terbatas, sehingga tidak mungkin mengisi sebuah unit perkolaman.
Dan kalau ada teknologi yang dapat mengumpulkan air embun dalam jumlah yang banyak, maka kualitasnya pun sangat rendah, sehingga diperlukan dana yang cukup besar untuk memperbaiki mutu air tersebut.
Dana yang besar dapat menyebabkan usaha yang di lakukan tidak ekonomis.
Air limbah organik yang tergenang di comberan pun dapat di gunakan untuk pemeliharaan ikan lele keli.
Air dari buangan keluarga yang tidak mengandung limbah rumah tangga seperti detergen dapat di gunakan untuk pemeliharaan lele keli.
Lokasi Budidaya Ikan Keli - Kualitas air
Sumber air yang jelas dan memadai berarti memperjelas kualitas air. Sumber air dan kualitas air di jadikan ukuran untuk memilih wadah yang tepat untuk di gunakan.
Air yang dalam seperti di waduk dan danau dapat dilakukan pemeliharaan ikan lele keli dengan menggunakan wadah sangkar atau kerambu.
Sedangkan perairan yang dangkalseperti pada saluran irigasi dan sungai dangkal sangat cocok untuk pemeliharaan ikan sistem keramba.
Pada bagian sungai yang dekat muara yang biasanya agak dalam cocok untuk penerpa sistem sangkar.
Sedangkan untuk kolam, sumber air yang cocok adalah sungai atau saluran perairan lainnya.
Idealnya, untuk membangun kolam, air harus tersedia sepanjang tahun.
Sedapat mungkin air ini juga mudah di alirkan ke kolam tanpa memerlukan alat bantu, karena bila menggunakan alat bantu seperti pompa, tentu akan menambah biaya operasional maupun pemeliharaan.
Untuk memperoleh air dengan mudah dan cukup, sumber air harus berada di atas, paling tidak sama dengan dasar tanah sebelum kolam di buat.
Dengan demikian, sungai atau saluran pengairan tersebut harus mempunyai pematang yang kokoh untuk menjaga agar airnya tidak meluap ke dalam kolam.
Jika sungai atau saluran pengairan tersebut terletak di bawah tanah yang di bangun kolam, maka harus di bendung di bagian atas sungai sebagai upaya untuk menaikkan tinggi air.
Ini berarti di buat lagi saluran air baru untuk mengairi kolam, bila tidak di buat saluran baru, maka jalan satu-satunya haruslah di buat bendungan yang sederhana pada sungai atau saluran pengairan tersebut.
Bendungan ini bisa di buat dari tumpukan batu kali, tetapi harus di ingat bahwa bendungan sederhana ini hanya dapat menaikkan air setinggi 1 meter.
Oleh karena itu, sebelumnya harus di lakukan pengukuran perbedaan tinggi antara permukaan air sungai dengan dasar kolam yang nantinya akan di buat.
Satu hal yang harus di perhatikan bila membuat bendungan yang sederhana tadi, yaitu permukaan air tertinggi pada sungai atau saluran pengairan tersebut.
Dengan adanya bendungan, otomatis aliran air akan terhambat, oleh karena itu perbedaan antara tinggi pematang saluran atau permukaan tanah dengan permukaan air tertinggi minimal 25 cm, sehingga dapat mencegah terjadinya banjir yang tidak dikehendaki.
Selain itu, banyaknya air yang mengalir pada sungai atau saluran air harus diketahui.
Banyak air yang mengalir pada suatu saluran air populer dengan sebutan debit air.
Debit air yang dimaksud di sini adalah banyaknya volume air yang lewat di saluran tersebut, dan biasanya di nyatakan dalam saluran liter per detik.
Cara menghitung debit air yang lewat sungai atau saluran pengairan yang paling praktis adalah dengan menggunakan alat pengukur kecepatan air yang di namakan current meter.
Lokasi Budidaya Ikan Keli - Kualitas air
Selain sumber kuantitas harus memadai, air yang di gunakan untuk pemeliharaan lele keli juga harus memenuhi kebutuhan optimal ikan.
Dengan kata lain, air yang di gunakan kualitasnya harus baik.
Ada beberapa faktor yang dapat di jadikan parameter dalam menilai kualitas suatu perairan.
- Oksigen 4-6. Pada kandungan oksigen 2 ppm lele keli masih dapat bertahan, tetapi beberapa penyakit mudah berkembang.
- Kandungan karbondioksida terlarut maksimal 25 ppm
- Ph air antara 6,7-8,6
- Daya menggabung asam antara 2-4,5
- Kandungan amonia kurang dari 0,1 ppm
- Kandungan asam belerang kurang dari 0,1 ppm
- Kesadahan 3-8
- Suhu air antara 25-30 derajat c.
- Kecerahan lebih dari 40 cm
- Ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut
- Muara suspensi 20-400 ppm
- Tidak tercemar limbah non-organik
Lokasi Budidaya Ikan Keli - Kondisi tanah
Untuk usaha budidaya ikan lele keli di kolam, aspek tanah juga merupakan satu dari sekian aspek yang mendapat perhatian yang sama.
Karena tanah untuk kolam terkait dengan kemampuan tanah menahan air, Kesuburan dan kalayakannya secara teknis untuk pembangunan kolam.
Beberapa faktor yang perlu di perhatikan sebagai parameter dalam menilai kalayakan tanah di suatu daerah.
Perancangan dan konstruksi tidak terlepas dari tanah pada daerah yang akan di pilih sebagai lokasi untuk membangun kolam, karena di tentukan oleh tipe, luas, dan kedalaman kolam yang di buat.
Tinggi rendahnya tanah atau naik turunnya permukaan tanah di suatu tempat.
Kemiringan tanah yang di anggap baik untuk lokasi perkolaman adalah berkisar antara 3-5 %, yang artinya dalam setiap 100 meter panjang lokasi, perbedaan tingginya sekitar 3-5 meter.
Kenyataannya sulit mendapatkan lokasi yang elevasi yang demikian besar.
Oleh karenanya elevasi tanah lokasi yang hanya 1%-1 meter setiap 100 meter panjang lokasi masih dianggap baik untuk di buat kolam.
Lokasi Budidaya Ikan Keli - Iklim
Iklim tropis sepeti indonesia sangat cocok untuk budidaya ikan lele keli, apalagi ikan ini adalah ikan asli di perairan umum di indonesia.
Namun yang perlu di perhatikan adalah parameter iklim tersebut untuk menentukan lokasi dan pembesaran konstruksi wadah pemeliharaan serta mengetahui waktu yang cocok untuk penebaran.
Parameter yang di maksudkan adalah data hujan dan angin. Kedua parameter ini berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan sangat di butuhkan dalam usaha budidaya ikan.
Data hujan di butuhkan untuk menentukan jumlah dari hujan, bulan basah maupun bulan kering di daerah tersebut, karena berkaitan dengan persediaan air, tinggi permukaan air, musim tanam dan perubahan kualitas air.
Sedangkan data angin di butuhkan untuk menentukan bentuk dan arah petakan kolan penempatan wadah pemeliharaan lainnya.
Selain itu, data angin juga di perlukan untuk menentukan tinggi dan lebar pematang kolam dan pepohonan yang di tanam pada pematang kolam.
Lokasi Budidaya Ikan Keli - Sumber benih
Salah satu aspek teknis yang juga perlu diperhatikan adalah sumber benih. Ketersediaan benih yang memadai, baik dari segi jumlah, kualitas maupun kontinuitas, sangat menentukan keberhasilan budidaya ikan lele keli.
Sumber benih yang tidak memadai, di khawatirkan akan menghambat usaha pemeliharaan ikan ini.
Bila sumber benih memadai, yaitu perlu di perhatikan lagi adalah pengadaannya.
Sehingga harus di perhatikan sarana-prasarana transportasi, jarak tempuh maupun tingkat keamanannya.
Pengangkutan benih dari sumber benih ke lokasi pemeliharaan, harus menjamin kesehatan dan keselamatan benih hingga sampai di lokasi pemeliharaan.
Begitu juga tingkat kelayakannya secara ekonomis. Ikan lele keli adalah ikan yang mudah di benihkan.
Selain mudah di pijahkan secara tradisional di kolam, ikan ini juga telah berhasil dipijahkan dengan teknik kawin suntik.
Lokasi Budidaya Ikan Keli - Organisme pengganggu
Hewan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap ikan budidaya. Organisme pengganggu dapat berupa predator, kompetitor, dan perusak sarana.
Walaupun ikan lele keli adalah ikan buas yang memangsa apa saja, bukan berarti budidaya ikan ini akan aman dari gangguan.
Sebagai predator, hama memangsa ikan peliharaan sebagai makanannya.
Hama predator dapat berupa ikan atau hewan lain, tetapi umumnya buas dan mempunyai ukuran tubuh relatif lebih besar daripada ikan yang di mangsa.
Hama ini sangat merugikan petani ikan, sebab mampu menghabiskan sebagian besar ikan peliharaan.
Hama ikan yang dapat memangsa ikan lele keli adalah belut (fluta alba, monopterus albus, dan synbranchus bengalensis).
Selain ikan, hama predator yang sering di jumpai di kolam antara lain ular, burung, dan beberapa insekta.
Burung umumnya menyerang dan memangsa ikan di perairan dangkal atau ikan-ikan yang muncul di permukaan.
Kolam atau wadah pemeliharaan yang jarang di kontrol sering mengalami serangan ular pemangsa ikan.
Beberapa jenis insekta yang merupakan jenis pemangsa ikan dan cukup berbahaya antara lain notonecta spp, cybister spp, belostoma indicus dan kini-kini.
Insekta dari kelompok notonecta spp merupakan insekta berbahaya karena sering merusak telur maupun benih ikan dengan cara mengisap cairan isinya.
Hama berupa larva cybister spp memiliki rahang yang kuat untuk menjepit tubuh ikan yang masih kecil, sehingga perlu di ketahui oleh petani ikan.
Dengan enzim yang terdapat pada rahangnya, insekta ini melarutkan isi tubuh ikan mangsanya sehingga menjadi mudah di hisap.
Sedangkan hama belostoma indicus merupakan organisme buas yang memiliki tubuh relatif besar, yaitu sekitar 10-12 cm.
Insekta ini sering menyerang ikan-ikan kecil dan dengan alat yang di milikinya, ia mengisap seluruh cairan tubuh mangsanya.
Insekta ini juga agak sulit di kendalikan karena pada malam hari selalu terbang dari satu ke kolam ke kolam yang lain untuk mencari mangsa.
Kini-kini merupakan larva capung yang sering menyerang ikan-ikan kecil yang dipelihara dikolam.
Larva capung ini biasanya akan tinggal pada tumbuh-tumbuhan air untuk menanti mangsanya yang akan di serangnya.
Ikan yang di serang akan mati karena cairan tubuhnya habis di serap oleh kini-kini.
Dari sini Anda akan lebih tahu bagaimana lokasi budidaya ikan keli yang baik dan bagus serta mudah dijangkau dan terhindar dari segala macam hama dan penyakit yang menyerang.